Rabu, 17 Juni 2015

SUKU ADAT KALIMANTAN BARAT - SUKU DAYAK LIMBAI





ILMU BUDAYA DASAR

SUKU ADAT KALIMANTAN BARAT

 “SUKU DAYAK LIMBAI”

DISUSUN OLEH:

NAMA           : MOHAMMAD RAFI KAUTSAR

NPM               : 56414805

KELAS          : 1IA02

DOSEN          : SRI WULANDARI




PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar didunia. Hal hal ini dapat kita lihat dari kondisi-kondisi sosio kultural, agama ataupun geografis yang sangat bermacam-macam dan sangat luas. Sekarang pulau-pulau yang ada di Indonesia berjumlah 13.000 mau itu pulau besar atau pulau kecil. Dan memiliki populasi penduduk sebanyak lebih dari 200 juta jiwa, yang terdiri dari 300 suku yang memiliki 200 bahasa yang berbeda. Dan mereka pun mempunyai agama yang beragam diantaranya Islam, Kristen protestan, Katolik, Konghucu, Hindu, Budha dan lain lainnya.
Kebudayaan adalah aset penting bagi Negara berkembang , kebudayaan tersebut berfungsi sebagai sarana pendekatan sosial, simbol karya daerah, aset khas daerah dengan menjadikannya tempat wisata, karya illmiah dan lain-lain.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang suku Dayak Limbai yang bertempat di Kayan Hulu dan Serawai di kabupaten Melawi provinsi Kalimantan Barat. Suku Dayak Limbai ini bisa dikelompokan kedalam rumpun Ot danum. Penduduk suku dayak limbai di kecamatan serawai berkisar 1.047 penduduk dari keseluruhan penutur bahasa limbai. Penduduk Limbai tinggal jauh ke arah daratan yaitu dengan tujuan agar terhindar dari para pengayau pada masa-masa perang “kayau” diwaktu itu. Dulu mereka selalu berpergian melalui sungai dengan bertinggal di tengah daratan, karena itu mereka sangat susah di temukan oleh musuh-musuhnya
B.   Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
-          mengetahui lokasi, lingkungan alam dan demografi suku Dayak limbai
-         mengetahui asal mula dan sejarah suku Dayak limbai
-         mengetahui bahasa masyarakat suku Dayak limbai
-         mengetahui sistem religi masyarakat suku Dayak limbai
-         mengetahui tradisi suku dari masyarakat suku Dayak limbai

C.   Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar kita dapat mengenal atau mengetahui Budaya-budaya dan suku-suku di Indonesia lebih dalam, dan menambah wawasan kita sebagai Pelajar/Mahasiswa agar kelak menjadi warga Indonesia yang lebih baik.



BAB II
SUKU DAYAK LIMBAI KALIMANTAN BARAT
·        Asal usul suku dayak limbai
            Suku dayak limbai merupakan satu diantara suku-suku yang ada di Kabupaten Melawi. Asal usul dari suku dayak limbai sendiri masih belum diketahui oleh banyak orang tetapi didapat informasi bahwa yang menjadi temenggung pertama suku dayak limbai adalah Tumak Baya dari kelopok dan bonau dari guhung berajang, dan yang menjadi pemimpin suku dayak limbai atau bonuh limbai adalah Cai Elai dari kelait. Bahasa-bahasa yang diucapkan oleh suku dayak limbai sendiri tak jauh berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya di Melawi, seperti bahasa Kubitn dan kenyilu. Salah satu contoh yang paling menonjol yaitu adalah kata Abon untuk mengatakan ‘tidak ada’. Penutur bahasa limbai diperkirakan berjumlah 11,773 jiwa yang terdiri dari penduduk kecamatan Menukung yang berjumlah 1.047 jiwa dan dikecamatan Kayan Hulu yang berjumlah 2.600 jiwa

 
Berikut ini adalah wilayah permukiman tempat tinggal orang limbai mengikuti beberapa jalur sungai yaitu dijalur sungai Keruap, mereka menempati Kampung Labang Manyam, Tanjung Tapang, yang berada di kampung Bondau, Lihai, Landau Leban II, Nanga Amuh, Kenolin, dan Lekung Sansang. Yang berada di jalur mudik Ella hulu  berada di Kampung Landau Mumbung, Nanga Paat, Nanga Siyai, Sungkup, dan Belaban Ella. Dijalur sungai Mentatai mereka bertinggal di kampung tengkawang Rambai, Batu Onap, Pintas Kementar, Beloyang, Sekujang, Nanga dawai,, dan Nanga Mengkilau. Masyarakat limbai sengaja tinggal jauh kearah daratan tujuannya adalah agar untuk menghindari para penguyau. Pada zaman peran seperi dulu, masyakarat lebih milih berpergian dengan melalui sungai dan tinggal ditengah daratan agar para pengayau sulit untuk menemukan penduduk suku limbai.

·        Filosofi Kehidupan Suku Dayak Limbai
Pada dasarnya warga masyarakat suku dayak limbai bertahan hidup dan mencari rezeki dengan mata pencarian utamanya yaitu berladang disawah perbukitan, menyadap dan mengambil semua cairan-cairan dari pohon karet lalu diolah. Meskipun dibilang mata percarian utama masyarakat suku dayak limbai, tetapi mereka juga punya punya mata pencarian tambahan agar kebutuhan masyarakat limbai bisa teratasi dengan berkebun sayur mayur, memelihara hewan ternak, mencari kayu-kayu dihutan untuk bahan-bahan bangunan untuk dijual maupun dipakai sendiri, dan masyarkat suku limbai juga berburu binatang dihutan dan menangkap ikan dilaut. Dan jangan salah bahwa masyarakat suku limbai juga tidak sedikit yang menjadi Pegawai Negeri, Karyawan swasta dan menjadi pedagang dipasar-pasar

·        Tradisi Suku Dayak Limbai
Tradisi yang ada di suku dayak limbai yaitu Tradisi Lisan. Tradisi lisan yaitu cerita daerah dan pengobatan dari suku dayak limbai. Dalam cerita-cerita daerah tersebut dikaitkan dengan cerita-cerita kepahlawanan, dan dalam saat pengobatan cerita-ceritanya tersebut dilagukan, dan lagu tersebut dinamakan dengan belian.
      Tradisi pengobatan lisan ini dapat dilakukan hampir satu malam pelaksanaannya dan setelah itu barulah mulai untuk menyembuhkan penyakit yang akan disembuhkan. Rata-rata yang dapat melakukan proses ritual pengobatan ini adalah laki-laki. Berbeda dengan masyarakat suku Uud Danum yang dimana rata-rata yang bisa melakukan proses ritual pengobatan ini adalah wanita, yang disebut dengan jaja


                  Gambar 1.1 Seorang sesepuh suku dayak limbai sedang melakukan tradisi Lisan

·        Nilai-nilai yang dapat diambil dari suku dayak Limbai

Meskipun suku dayak limbai tinggal jauh ke arah daratan tetapi mereka tetap bersemangat dalam mencari rezeki dan tetap dapat bertahan hidup sampai sekarang dengan perkerjaan yang halal, dan bahkan warga suku dayak limbai juga dapat menjadi Pegawai Negeri atau Swasta yang dimana berarti suku dayak limbai mempunyai semangat juang yang tinggi. Jadi jika warga suku dayak limbai tetap semangat dalam hidupnya meskipun permukimannya jauh dari daratan, berarti kita harus lebih bersemangat lagi karena kita hidup diperkotaan yang dimana semua fasilitas sudah tersedia.


KESIMPULAN
         
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku dayak limbai tergolong cukup banyak sampai mencapai sekitar 11,773 jiwa yang terdapat dibeberapa kecamatan atau kabupaten setempat yang ditemanggungkan pertama kali oleh Tumak Baya dari Kelopok dan Bonang dan yang menjadi pemimpin suku limbai adalah Cah Elai dari kelait.
Masyarakat limbai sengaja tinggal jauh kearah daratan tujuannya adalah agar untuk menghindari para penguyau karena pada zaman dahulu masyarakat limbai berpergian dengan melewati sungai agar para penguyau tidak dapat menemukan.
Suku dayak limbai hingga saat ini tetap bertahan hidup dengan kerja keras yaitu dengan kerja berladang, , menyadap cairan-cairan dari pohon karet dan tidak sedikit juga yang menjadi Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta
Suku dayak limbai juga mempunyai tradisi,yaitu tradisi lisan yang digunakan untuk cerita daerah suku dayak limbai dan pula untuk pengobatan dan banyak dilakukan oleh para kaum laki-lakinya saja.















DAFTAR PUSTAKA

http://dayakofborneo.blogspot.com/2013/07/suku-dayak-limbai.html?m=1dsw

0 komentar: