ILMU
BUDAYA DASAR
SUKU
ADAT KALIMANTAN BARAT
“SUKU DAYAK LIMBAI”
DISUSUN
OLEH:
NAMA : MOHAMMAD RAFI KAUTSAR
NPM : 56414805
KELAS : 1IA02
DOSEN : SRI WULANDARI
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
adalah salah satu negara multikultural terbesar didunia. Hal hal ini dapat kita
lihat dari kondisi-kondisi sosio kultural, agama ataupun geografis yang sangat
bermacam-macam dan sangat luas. Sekarang pulau-pulau yang ada di Indonesia
berjumlah 13.000 mau itu pulau besar atau pulau kecil. Dan memiliki populasi
penduduk sebanyak lebih dari 200 juta jiwa, yang terdiri dari 300 suku yang
memiliki 200 bahasa yang berbeda. Dan mereka pun mempunyai agama yang beragam
diantaranya Islam, Kristen protestan, Katolik, Konghucu, Hindu, Budha dan lain
lainnya.
Kebudayaan
adalah aset penting bagi Negara berkembang , kebudayaan tersebut berfungsi
sebagai sarana pendekatan sosial, simbol karya daerah, aset khas daerah dengan
menjadikannya tempat wisata, karya illmiah dan lain-lain.
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang suku Dayak Limbai yang bertempat
di Kayan Hulu dan Serawai di kabupaten Melawi provinsi Kalimantan Barat. Suku
Dayak Limbai ini bisa dikelompokan kedalam rumpun Ot danum. Penduduk suku dayak
limbai di kecamatan serawai berkisar 1.047 penduduk dari keseluruhan penutur
bahasa limbai. Penduduk Limbai tinggal jauh ke arah daratan yaitu dengan tujuan
agar terhindar dari para pengayau pada masa-masa perang “kayau” diwaktu itu.
Dulu mereka selalu berpergian melalui sungai dengan bertinggal di tengah
daratan, karena itu mereka sangat susah di temukan oleh musuh-musuhnya
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk :
-
mengetahui
lokasi, lingkungan alam dan demografi suku Dayak limbai
-
mengetahui
asal mula dan sejarah suku Dayak limbai
-
mengetahui
bahasa masyarakat suku Dayak limbai
-
mengetahui
sistem religi masyarakat suku Dayak limbai
-
mengetahui
tradisi suku dari masyarakat suku Dayak limbai
C.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
dari penulisan laporan ini adalah agar kita dapat mengenal atau mengetahui
Budaya-budaya dan suku-suku di Indonesia lebih dalam, dan menambah wawasan kita
sebagai Pelajar/Mahasiswa agar kelak menjadi warga Indonesia yang lebih baik.
BAB II
SUKU DAYAK LIMBAI KALIMANTAN BARAT
·
Asal usul suku
dayak limbai
Suku dayak limbai merupakan satu
diantara suku-suku yang ada di Kabupaten Melawi. Asal usul dari suku dayak
limbai sendiri masih belum diketahui oleh banyak orang tetapi didapat informasi
bahwa yang menjadi temenggung pertama suku dayak limbai adalah Tumak Baya dari
kelopok dan bonau dari guhung berajang, dan yang menjadi pemimpin suku dayak
limbai atau bonuh limbai adalah Cai Elai dari kelait. Bahasa-bahasa yang
diucapkan oleh suku dayak limbai sendiri tak jauh berbeda dengan bahasa-bahasa
lainnya di Melawi, seperti bahasa Kubitn dan kenyilu. Salah satu contoh yang
paling menonjol yaitu adalah kata Abon untuk mengatakan ‘tidak ada’. Penutur
bahasa limbai diperkirakan berjumlah 11,773 jiwa yang terdiri dari penduduk
kecamatan Menukung yang berjumlah 1.047 jiwa dan dikecamatan Kayan Hulu yang
berjumlah 2.600 jiwa
Berikut
ini adalah wilayah permukiman tempat tinggal orang limbai mengikuti beberapa
jalur sungai yaitu dijalur sungai Keruap, mereka menempati Kampung Labang
Manyam, Tanjung Tapang, yang berada di kampung Bondau, Lihai, Landau Leban II,
Nanga Amuh, Kenolin, dan Lekung Sansang. Yang berada di jalur mudik Ella
hulu berada di Kampung Landau Mumbung,
Nanga Paat, Nanga Siyai, Sungkup, dan Belaban Ella. Dijalur sungai Mentatai
mereka bertinggal di kampung tengkawang Rambai, Batu Onap, Pintas Kementar,
Beloyang, Sekujang, Nanga dawai,, dan Nanga Mengkilau. Masyarakat limbai
sengaja tinggal jauh kearah daratan tujuannya adalah agar untuk menghindari
para penguyau. Pada zaman peran seperi dulu, masyakarat lebih milih berpergian
dengan melalui sungai dan tinggal ditengah daratan agar para pengayau sulit
untuk menemukan penduduk suku limbai.
·
Filosofi
Kehidupan Suku Dayak Limbai
Pada
dasarnya warga masyarakat suku dayak limbai bertahan hidup dan mencari rezeki dengan
mata pencarian utamanya yaitu berladang disawah perbukitan, menyadap dan
mengambil semua cairan-cairan dari pohon karet lalu diolah. Meskipun dibilang
mata percarian utama masyarakat suku dayak limbai, tetapi mereka juga punya
punya mata pencarian tambahan agar kebutuhan masyarakat limbai bisa teratasi
dengan berkebun sayur mayur, memelihara hewan ternak, mencari kayu-kayu dihutan
untuk bahan-bahan bangunan untuk dijual maupun dipakai sendiri, dan masyarkat
suku limbai juga berburu binatang dihutan dan menangkap ikan dilaut. Dan jangan
salah bahwa masyarakat suku limbai juga tidak sedikit yang menjadi Pegawai
Negeri, Karyawan swasta dan menjadi pedagang dipasar-pasar
·
Tradisi Suku
Dayak Limbai
Tradisi yang ada di suku dayak
limbai yaitu Tradisi Lisan. Tradisi lisan yaitu cerita daerah dan pengobatan
dari suku dayak limbai. Dalam cerita-cerita daerah tersebut dikaitkan dengan
cerita-cerita kepahlawanan, dan dalam saat pengobatan cerita-ceritanya tersebut
dilagukan, dan lagu tersebut dinamakan dengan belian.
Tradisi pengobatan lisan ini dapat
dilakukan hampir satu malam pelaksanaannya dan setelah itu barulah mulai untuk
menyembuhkan penyakit yang akan disembuhkan. Rata-rata yang dapat melakukan
proses ritual pengobatan ini adalah laki-laki. Berbeda dengan masyarakat suku
Uud Danum yang dimana rata-rata yang bisa melakukan proses ritual pengobatan
ini adalah wanita, yang disebut dengan jaja
·
Nilai-nilai yang
dapat diambil dari suku dayak Limbai
Meskipun suku dayak limbai
tinggal jauh ke arah daratan tetapi mereka tetap bersemangat dalam mencari
rezeki dan tetap dapat bertahan hidup sampai sekarang dengan perkerjaan yang
halal, dan bahkan warga suku dayak limbai juga dapat menjadi Pegawai Negeri
atau Swasta yang dimana berarti suku dayak limbai mempunyai semangat juang yang
tinggi. Jadi jika warga suku dayak limbai tetap semangat dalam hidupnya
meskipun permukimannya jauh dari daratan, berarti kita harus lebih bersemangat
lagi karena kita hidup diperkotaan yang dimana semua fasilitas sudah tersedia.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku dayak limbai tergolong
cukup banyak sampai mencapai sekitar 11,773 jiwa yang terdapat dibeberapa
kecamatan atau kabupaten setempat yang ditemanggungkan pertama kali oleh Tumak
Baya dari Kelopok dan Bonang dan yang menjadi pemimpin suku limbai adalah Cah
Elai dari kelait.
Masyarakat
limbai sengaja tinggal jauh kearah daratan tujuannya adalah agar untuk
menghindari para penguyau karena pada zaman dahulu masyarakat limbai berpergian
dengan melewati sungai agar para penguyau tidak dapat menemukan.
Suku
dayak limbai hingga saat ini tetap bertahan hidup dengan kerja keras yaitu
dengan kerja berladang, , menyadap cairan-cairan dari pohon karet dan tidak
sedikit juga yang menjadi Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta
Suku
dayak limbai juga mempunyai tradisi,yaitu tradisi lisan yang digunakan untuk
cerita daerah suku dayak limbai dan pula untuk pengobatan dan banyak dilakukan
oleh para kaum laki-lakinya saja.
DAFTAR PUSTAKA
http://dayakofborneo.blogspot.com/2013/07/suku-dayak-limbai.html?m=1dsw
0 komentar:
Posting Komentar